Hadapi Tantangan Dunia AI, UNY Berkolaborasi dengan SEAMEO dan JETA, Apa itu ?

Diposting pada

Untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi para pendidik terhadap artificial intelligence, Universitas Negeri Yogyakarta baru-baru telah bekerjasama Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) dan Jogja English Teacher Association (JETA) dengan mengadakan The 5th International Conference on Teacher Education and Professional Development (InCoTEPD) di Auditorium UNY, Selasa-Rabu (26-27/6).

Acara dihadiri oleh semua kalangan pendidikan salah satunya Direktur Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, Prof. Dr. Sri Suning Kusumawardani yang dalam hal ini berkontribusi sebagai keynote speaker.

Sedangkan narasumber yang tampil dalam acara tersebut diantaranya Prof. Chris Ziguras (University of Melbourne, Australia), Dr. A. Gumawang Jati (President of i-TELL, Indonesia), Associate Professor Hairon Salleh (National Institute of Education, Singapore), Dr. Yasemin Yelbay Yilmaz (Hacettepe University, Turkey), Prof. Soni Nopembri, Ph.D. (Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia), Reza Setiawan, M.T. (SEAMEO QITEP in Science), Dr. Pelin Derinalp (Gaziantep University, Turkey), Dr. Wahyudi (SEAMEO SEAMOLEC), dan Dr. Kokoy Siti Komariah, M.T., M.Eng. (Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) invited by SEAMEO QITEP in Language).

Konferensi ini ditujukan bagi guru, dosen, peneliti, praktisi hingga siswa dan mahasiswa untuk berbagi pengalaman sekaligus berkolaborasi antar institusi maupun antar negara tentang bagaimana cara untuk mengintegrasikan artificial intelligence pada praktik kependidikan.

Acara dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Kerjasama, Sistem Informasi dan Usaha UNY Prof. Margana mengatakan bahwa kemajuan pesat artificial intelligence telah membentuk kembali setiap aspek dalam kehidupan termasuk pendidikan.

“Diera globalisasi saat ini sangat penting untuk mempelajari bagaimana artificial intelligence bisa meningkatkan profesi guru, mendukung pendidikan dan yang paling utama yakni memberikan benefit bagi siswa,” kata Margana dalam sambutannya.

Margana menambahkan, kerjasama ini tak lain lagi guna meningkatkan kualitas pendidik dan siswa untuk menghadapi Revolusi Pendidikan 4.0 dan Revolusi Industri 4.0 terutama mengakrabkan teknologi menggunakan big data, internet of things, internet for people, artificial intelligence.

“Kita wujudkan efektivitas program pendidikan guru, khususnya dalam konteks Asia Tenggara. Dengan mengumpulkan sumber daya, jaringan, dan keahlian terhadap memfasilitasi keterlibatan lebih dalam dalam isu-isu mendesak serta tren yang muncul di bidang pendidikan,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, juga menyediakan platform bagi para peserta guna menjalin hubungan yang bermakna, membangun kemitraan, dan mengkatalisasi inisiatif kolaboratif yang melampaui batas-batas kelembagaan dan nasional.